Image Source: APRIL |
PT RAPP merupakan unit operasional APRIL Group yang dikenal sebagai produsen pulp dan kertas terkemuka. Hal itu tak lepas dari kapasitas produksi tinggi yang digapainya. Per tahun, APRIL sanggup memproduksi pulp sebanyak 2,8 juta ton dan kertas sebesar 850 ribu ton.
Operasional APRIL selalu bertanggung jawab terhadap alam. Mereka malah memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan iklim yang tertuang dalam filosofi bisnisnya. Hal itu diwujudkannya dengan beragam langkah nyata. Salah satunya ialah upaya perlindungan hutan.
Harus diakui, hutan di Indonesia terus berkurang. Penyebabnya beragam mulai dari pembalakan ilegal hingga eksploitasi berlebihan. Namun, kebakaran menjadi salah satu pemicu kerusakan terbesar.
Oleh sebab itu, PT RAPP menggulirkan program khusus untuk pencegahan kebakaran. Mereka menamainya sebagai Program Desa Bebas Api. Di sini RAPP menggandeng masyarakat untuk ikut aktif menjaga areanya dari bahaya kebakaran.
Di dalam Program Desa Bebas Api terdapat skema imbalan yang ditawarkan. Untuk menarik minat warga, RAPP Riau bersiap memberikan dana hibah ke desa sebesar antara Rp50 juta hingga Rp100 juta. Syaratnya adalah satu desa berhasil mengamankan wilayahnya dari api selama setahun.
Dana itu nantinya bisa dimanfaatkan warga desa untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan untuk kepentingan bersama. Hal itu dirasa pas karena sarana infrastruktur di kawasan pedesaan memang sangat kurang.
Alhasil, Program Desa Bebas Api malah menghadirkan dua keuntungan sekaligus. Pelaksanaannya membuat kelestarian hutan terus terjaga. Namun, bersamaan dengan itu, infrastruktur di pedesaan ikut membaik.
Kondisi itu dialami secara nyata oleh Desa Tanjung Padang, Kecamatan Merbau dan Desa Putri Tasik Putri Puyu. Ketiga desa yang ada di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau ini mampu meningkatkan infrastruktur di wilayahnya setelah bergabung dengan Program Desa Bebas Api.
Desa Tanjung Padang sudah mengikuti Program Desa Bebas Api sejak 2014. Sejak saat itu, luas lahan yang terbakar terus berkurang. Bahkan, pada 2016 dan 2017, wilayah desa dengan 303 Kepala Keluarga ini tidak ada yang dilanda kebakaran sama sekali.
Berkat itu, imbalan berupa dana hibah pembuatan infrastruktur dari PT RAPP didapatkan oleh Desa Tanjung Padang. "Kami berhasil mendapatkan reward Rp100 juta dalam bentuk pembangunan infrastruktur, karena sukses menjaga desa kami tidak terbakar. Rencananya kami akan buat dwiker atau jembatan," terang Kepala Desa Tanjung Padang, Abu Sufian, di Tribun Pekanbaru.
Selain Desa Tanjung Padang, ada desa lain yang menikmati manfaat serupa. Contohnya Desa Petodaan yang ada di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau. Sejak bergabung ke Program Desa Bebas Api pada 2015, mereka mampu membangun sejumlah fasilitas vital untuk kepentingan umum.
Crew Leader Program Desa Bebas Api Desa Petodaan, Rayes, mengatakan desanya sudah membangun dua gedung. Imbalan pertama mereka gunakan untuk membuat gedung serbaguna desa. Selanjutnya, reward yang kedua mereka pakai untuk pembuatan masjid.
“Desa yang memutuskan reward ini mau dijadikan barang atau dalam bentuk infrastruktur, hadiah ini tidak diberikan dalam bentuk uang,” kata Manajer Program Desa Bebas Api, Sailal Arimi.
Peningkatan infrastruktur di pedesaan memang menjadi salah satu dampak positif lain dari Program Desa Bebas Api. Namun, hal itu bukan menjadi tujuan utama. Paling penting ialah kesadaran terhadap bahaya kebakaran lahan dan hutan sudah mulai tumbuh di masyarakat.
Hal itu diakui oleh desa yang telah berpartisipasi. Kelapa Desa Tanjung Padang menyatakan warganya jadi lebih peduli bahaya api. "Sekarang kesadaran masyarakat desa kami cukup tinggi bahkan mereka saling mengingatkan agar tidak membakar lahan," jelas Abu.
TERBUKTI EFEKTIF
Imbalan bukan satu-satunya kegiatan dalam Program Desa Bebas Api. Masih ada berbagai aktivitas lain dalam upaya pencegahan kebakaran dari Riau Andalan Pulp & Paper ini.Image Source: APRIL |
Lewat program ini, PT RAPP membentuk Crew Leader. Ia bertugas menjadi koordinator pencegahan kebakaran di desa. Selain memantau kondisi desanya, Crew Leader juga berupaya menyadarkan komunitasnya supaya mau melindungi lingkungan.
Bersamaan dengan itu, ia menjadi penghubung antara pihak desa dan perusahaan seperti RAPP. Ini terkait dengan kegiatan lain di dalam Program Desa Bebas Api. Dalam kegiatan ini, RAPP Riau juga menjalankan pendampingan pertanian berkelanjutan.
Hal ini dirasa penting karena kerusakan hutan seringkali terjadi akibat tuntutan ekonomi. Dengan pertanian berkelanjutan, masyarakat diharapkan bisa memiliki sumber penghidupan sehingga tidak merusak hutan.
Crew Leader berperan aktif dalam pertanian berkelanjutan. Ia bisa menjadi penghubung antara warga desa dan RAPP. Misalnya ia yang mengontak PT RAPP ketika warga hendak meminjam alat berat untuk mengolah lahan pertanian.
Selain dua hal tersebut, PT RAPP melaksanakan pemantauan kualitas udara dalam Program Desa Bebas Api. Sejumlah alat dipasang sebagai indikator. Namun, RAPP juga rutin memantau secara langsung di berbagai titik di sekitar area konsesi.
Adapun kegiatan yang tak kalah penting dalam Program Desa Bebas Api adalah penyadaran bahaya api. Melalui program ini, RAPP Riau tak lelah menumbuhkan kesadaran tentang perlindungan lingkungan ke masyarakat. Sarananya bermacam-macam mulai dari pembuatan pamflet, spanduk, ataupun seminar. Bahkan, RAPP juga mendatangi sekolah-sekolah untuk mengajari anak supaya mau melindungi alam.
"Kami menyadarkan masyarakat agar tidak membakar lahan, menyediakan alternatif pertanian dengan membantu membuka lahan menggunakan peralatan pertanian, sosialisasi kepada masyarakat dan pemantauan udara. Kami juga memberikan reward dalam bentuk infrastruktur bagi desa yang sukses mencegah kebakaran lahan dan hutan sebesar Rp100 juta," ujar Sailal.
Kegiatan yang komprehensif ini akhirnya terbukti efektif dalam menekan kebakaran lahan dan hutan. Menurut data yang dipaparkan oleh Tribun Pekanbaru, kawasan yang mengikuti Program Desa Bebas Api berhasil menurunkan tingkat kebakaran di wilayahnya antara 50 hingga 90 persen sejak 2015 hingga 2017.
Sampai saat ini ada 18 desa yang berpartisipasi dalam Program Desa Bebas Api. Diyakini jumlahnya akan terus meningkat. Sebab, banyak yang telah merasakan manfaat nyatanya.
Tidak mengherankan Program Desa Bebas Api mendapat apresiasi dari banyak pihak. Salah satu yang menyatakannya ialah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Willem Rampangilei. Ia memuji upaya pencegahan kebakaran ini karena terbukti efektif.
"Program Desa Bebas Api ini dapat berkontribusi dalam menekan angka kebakaran lahan dan hutan. Semoga program ini secara lokal dapat diperluas dan diadopsi di daerah-daerah di Indonesia dalam upaya pencegahan kebakaran," kata Willem.
Harapan Willem bisa menjadi kenyataan. Saat ini, program yang digagas oleh PT RAPP ini sudah diadopsi dalam Aliansi Bebas Api. Hal itu jelas akan memperluas jangkauannya.
Kalau sudah begitu, maka akan semakin banyak lahan dan hutan yang aman dari bahaya kebakaran. Sebagai imbasnya, bertambah pula desa-desa yang mengalami peningkatan infrastruktur karena mendapat imbalan dana hibah dari PT RAPP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar